Kenapa Saya Tidak Mati Karena Flu Burung?

Negara kita tercinta sampai saat ini masih sering terkena wabah Flu Burung yang diakibatkan oleh virus H5N1 (mau clade 2.1.3 atau clade 2.3.2 terserah).

Sudah ratusan juta korban ayam/bebek/burung yang mati karena virus ganas ini, tapi sejauh ini kenapa para peternak tidak ada yang meninggal karena infeksi virus H5N1??

Apakah karena peternak ditakdirkan untuk disiksa dulu dikejar-kejar bank & debt collector karena rugi banyak ternak mati & tidak bisa mengembalikan pinjaman? atau karena memang sudah nasib peternak dijadikan komoditas laporan dan rapat demi data statistik untuk mencari proyek milyaran rupiah?

 
Jawaban kenapa Flu Burung tidak membunuh peternak adalah karena adanya perbedaan reseptor virus H5N1 di unggas & manusia. Virus HANYA akan bisa menginfeksi mahluk hidup JIKA di tubuh mahluk hidup ada reseptor yang cocok dgn virusnya.
 
Reseptor ini SANGAT spesifik terhadap virus itu sendiri (Virus A cocok dgn reseptor A, Virus A tidak akan cocok dengan reseptor B). Reseptor virus H5N1 adalah SA 2,3 (sialic acid alpha 2,3) yang ada di saluran pernafasan atas unggas (ayam/bebek/puyuh/burung).
 
Jadi begitu ada wabah virus H5n1 yang tersebar lewat udara atau kontak unggas sakit maka virus H5N1 akan langsung nempel ke reseptor SA 2,3, masuk sel epithel hidung, dan menyebar ke seluruh tubuh yang menyebabkan kematian serta kerusakan di organ paru-paru dan otak unggas.
 
Karena hal ini maka virus Flu Burung HIDUP akan banyak ditemukan di otak dan paru-paru unggas korban wabah.
 
Bagaimana dengan para peternak dan dokter hewan yg belum mati-mati juga, padahal kelayapan di sekitar tempat wabah Flu Burung? seperti para manusia “sakti” yang diberi tanda bintang di gambar?
 
 
Sederhana saja - karena reseptor di hidung manusia adalah SA 2,6 (sialic acid alpha 2,6) yang TIDAK COCOK oleh virus H5N1 jadi tidak bisa nempel di reseptornya (jadi virus tdk bisa menyebar ke seluruh tibuh manusia MESKIPUN ada banyak virus H5N1 di udara dan menyebar ke lingkungan). 
 
Nah, sekarang kita ngomong tentang uji PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk menentukan manusia kena flu burung atau tidak berdasarkan deteksi material genetik /RNA virus H5N1 - ceritanya ada banyak virus H5N1 menyebar kemana-mana di tempat wabah di udara, di baju, di hidung (yg tetep gak bisa nempel & nular ke manusia krn beda resptor), di mulut, dimana-mana.
 
Kemudian para astronot akan mengambil sampel dari hidung dan mulut para manusia di tempat wabah - apa hasilnya? PASTI POSITIF.
 
Tapi apa manusia dengan hasil positif ini mati karena Flu Burung? TIDAK!!, karena virus H5N1 beda reseptor nya.
 
Bagaimana manusia yg sudah sakit parah terkena TBC, demam berdarah, diare atau penyakit apa saja selain flu burung yang kebetulan tinggal di wilayah wabah Flu Burung dan diambil sampel lewat hidung & tenggorokan? hasilnya adalah POSITIF PCR, penyebab kematian? ya TBC, ya diare, ya demam berdarah, belum tentu karena virus H5N1.
 
Bagaimana kita sebagai peternak menyikapi wabah Flu Burung yang setiap tahun di gembor gemborkan media? DENGAN BELAJAR, dengan belajar peternnak akan menjadi cerdas sehingga bisa menentukan nasib sendiri tanpa harus mengemis bantuan kepada pihak lain.
 
Kita sama-sama belajar bagaimana menangani penyakit unggas sehingga kita tidak terus-terusan menjadi korban propaganda media dan pihak-pihak yang diuntungkan dengan berita wabah Flu Burung.
 
Berita bagusnya H5N1, H1n1, H5N6, H7N9 H apa saja N apa saja semua mati dlm 3 menit jika disemprot pemutih pakaian dgn konsentasi 1+9 air. Kita tunjukan kita bisa menangani masalah kita sendiri & kita bisa menentukan nasib kita sendiri.Terima kasih, semoga bermanfaat.
Previous
Next Post »